Toleransi Kafein, Apa Itu?

Kopi bukan hanya sekadar minuman, namun sebagai stimulan atau bahkan kebutuhan bagi seseorang. Jadi tidak heran jika toleransi kafein kerap dialami oleh sebagian orang. 

Ya, kondisi ini sangat mungkin dialami oleh orang yang terlalu sering minum kopi sehingga membuat tubuhnya tidak dapat merasakan berbagai manfaat yang telah disebutkan. Mengapa demikian?

Apa Itu Kafein?

Kandungan kafein dalam kopi, Sumber: ottenstatic.com
Kandungan kafein dalam kopi, Sumber: ottenstatic.com

Sebelum mempelajari lebih jauh lagi tentang toleransi kafein, tahukah Anda apa itu kafein?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa kafein merupakan zat stimulan alami (umumnya berasa pahit) yang terdapat pada tumbuhan seperti kopi, biji kola, teh dan juga kakao.

Cara kerja senyawa kafein ini adalah dengan memblokir reseptor adenosin pada otak sehingga menghambat pelepasan zat kimia otak dan kemudian dapat meningkatkan kesadaran dan gairah.  Dengan begitu, rasa kantuk dapat berkurang, Lelah berkurang dan kewaspadaan pun meningkat.

Efek stimulasi dari kafein pada umumnya terjadi dalam kurun waktu 30 hingga 60 menit setelah mengkonsumsi dan berlangsung kurang lebih selama 3 hingga 5 jam.

Selain  kafein alami, ternyata ada juga kafein buatan atau sintetis yang kerap ditambahkan ke minuman, makanan atau bahkan obat-obatan. Contohnya permen karet, obat flu, pereda nyeri, minuman energi dan masih banyak lagi lainnya.

Apa Itu Toleransi Kafein?

Toleransi dalam mengonsumsi kafein, Sumber: promediateknologi.id
Toleransi dalam mengonsumsi kafein, Sumber: promediateknologi.id

Manfaat yang begitu kompleks membuat sebagian besar orang memilih kopi sebagai minuman penambah stamina untuk mengawali hari atau memaksa diri melanjutkan hari yang melelahkan. 

Pasalnya, kandungan kafein dalam kopi adalah senyawa alkaloid xantina yang dapat bekerja sebagai diuretik ringan dan perangsang psikoaktif.

Namun bagaimana jika ternyata tubuh sudah tidak dapat menikmati manfaat yang diharapkan setelah meminum kafein, terutama kopi?

Ketika tubuh tidak lagi merasakan manfaat kafein saat mengkonsumsi kopi atau sumber kafein lain dalam jumlah normal (yang biasa dikonsumsi), maka saat itulah Anda dikatakan mengalami toleransi kafein.

Seperti yang dijelaskan oleh Malina Malkani seorang ahli gizi, bahwa toleransi kafein dapat terjadi hanya dalam kurun waktu tiga hingga lima hari setelah rutin mengkonsumsi kopi secara berturut-turut. Akan tetapi, pengaruh genetik menyebabkan pengaruh tersebut terjadi lebih bervariasi pada setiap individu.

Kebiasaan minum kopi setiap hari dan melebihi batas minum kopi sehari pun sangat berpengaruh terhadap penurunan efek atau manfaat dari kopi itu sendiri. Dan inilah yang memicu terjadinya toleransi kafein.

Di mana Anda merasa efek minum kopi sudah mulai berkurang, kopi sudah tidak manjur lagi untuk menjaga mata tetap terjaga, serta sudah tidak bisa lagi meningkatkan semangat bekerja Anda. 

Lantas apa yang harus dilakukan? Apakah Anda akan menaikkan kadar kafein yang biasa dinikmati? 

Tentu saja tindakan tersebut bukanlah solusi yang tepat. Mengingat efek minum kopi atau kafein dalam jumlah berlebih tidak baik dan justru berbahaya bagi tubuh.

Gejala Toleransi Kafein yang Perlu Diketahui

Gejala toleransi kafein, Sumber: webflow.com
Gejala toleransi kafein, Sumber: webflow.com

Gejala toleransi kafein bisa Anda rasakan ketika terlalu sering menikmati kopi dengan kadar atau takaran yang sama. Hal tersebut membuat tubuh menganggap kehadiran senyawa kafein pada tubuh sudah biasa dan tidak menghiraukan efek ataupun manfaatnya. 

Nah untuk lebih jelasnya, berikut ada beberapa gejala toleransi kafein yang mungkin Anda alami:

1. Sakit Kepala

Jika sebelumnya kafein dapat Anda andalkan untuk menenangkan pikiran. Kini hal tersebut justru dapat membuat Anda merasakan pusing atau sakit kepala. Terlebih, jika Anda mengonsumsi kopi dalam jumlah yang cukup banyak. 

2. Gelisah

Kafein memiliki suatu zat yang dapat meningkatkan mood dan memberikan efek senang. Namun efek sebaliknya justru akan terjadi ketika Anda sudah terlalu banyak dan terlalu sering minum kopi, yaitu gelisah.

3. Badan Mudah Capek

Beberapa penelitian menunjukkan jika kafein dapat meningkatkan tenaga dan kekuatan otot. Akan tetapi manfaat tersebut dapat berangsur turun jika mengkonsumsi kafein secara teratur dan terus menerus.

Ketika tubuh sudah menunjukkan gejala-gejala tersebut, maka bisa disimpulkan Anda sedang mengalami toleransi kopi. Tentu saja, jika gejala tersebut muncul, ada baiknya jika Anda segera melakukan tindakan agar efek yang lebih buruk tidak terjadi. 

Cara Mengatasi Toleransi Kafein

Pengurangan konsumsi kafein, Sumber: thetreatmentspecialist.com
Pengurangan konsumsi kafein, Sumber: thetreatmentspecialist.com

Jika Anda sudah terlanjur mengalami toleransi kafein, lantas apa yang bisa Anda lakukan? Jangan buru-buru untuk menambah porsi kopi harian, namun cobalah beberapa cara berikut untuk mengembalikan kondisi tubuh:

1. Mengurangi Kebiasan Minum Kafein

Cara pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengurangi kebiasaan minum kopi. Jika biasanya Anda minum kopi di pagi, siang dan sore hari secara rutin, cobalah untuk mengkonsumsinya 2 kali sehari saja.

Dengan mengurangi kebiasaan minum kopi diharapkan nantinya kondisi tubuh akan membaik. Tidak hanya kopi, Anda tentu sebaiknya mengurangi konsumsi minuman dengan kandungan kafein yang cukup tinggi setiap hari. 

Meski awalnya Anda akan mengalami beberapa perubahan seperti mudah mengantuk, sakit kepala hingga mudah marah, namun hal tersebut akan hilang dalam beberapa hari.

2. Kenali Batasan Minum Kopi per Hari

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa yang sehat dapat mengkonsumsi kafein sebanyak 400 mg atau setara dengan 4 cangkir kopi sehari. Akan tetapi jumlah tersebut tentu bisa saja berlebihan bagi beberapa orang. 

Artinya, batasan kopi dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan faktor genetik penikmat. Jadi untuk mendapatkan ambang aman, sebaiknya batasi minum kopi Anda maksimal 2 cangkir saja perhari.

3. Perbanyak Minum Air Putih dan Makanan Tinggi Magnesium

Untuk mengembalikan kondisi tubuh, cobalah untuk memperbanyak makanan dengan kandungan magnesium tinggi, seperti kacang-kacangan, coklat hitam, ikan, pisang, alpukat dan lain sebagainya.

Selain itu, maksimalkan pula konsumsi air putih minimal 2 liter per hari. Dengan konsumsi air putih yang memadai, metabolisme tubuh pun akan semakin baik dan toleransi kafein tidak akan terjadi.

Toleransi kafein dapat menjadi problem yang serius jika Anda telat menyadari dan membiarkannya berlarut-larut, mulai dari dampak terhadap kesehatan fisik maupun psikis.

Sebagai gantinya, nikmatilah kopi tanpa gula beberapa hari sekali untuk mendapatkan kembali manfaat dari kafein tersebut. Atau, Anda bisa mencoba kreasi sajian kopi yang nikmat menggunakan kopi Aman Kuba. Kualitas kopi yang selalu terjaga dijamin akan membuat sajian minuman Anda terasa lebih nikmat dan lezat!

Leave a Comment