Meningkatnya permintaan kopi luwak di pasaran, penangkaran hewan luwak juga mengalami peningkatan. Melihat kondisi seperti ini, mendorong para peneliti untuk membuat inovasi kopi luwak. Karena hewan luwak yang dibudidayakan bertujuan untuk fermentasi kopi. Hal ini kerap kali dianggap sebagai eksploitasi.
Isu seperti ini bukanlah sesuatu yang baru, karena dari hasil observasi hewan luwak yang ada di penangkaran sering mengalami stress. Dengan adanya penemuan inovasi fermentasi kopi tanpa hewan luwak, bisa menjadi solusi. Karena fermentasi kopi luwak liar terbatas dan tidak pada satu tempat yang sama.
Inilah yang menjadi dasar para peneliti untuk menemukan inovasi fermentasi kopi tanpa hewan luwak. Muncul pertanyaan, apakah kopi tanpa melalui fermentasi luwak memiliki cita rasa yang sama nikmat?
Kelangkaan dan Harga Kopi Luwak yang Mahal
Di pasaran keberadaan kopi luwak liar tidak sebanyak jenis kopi lainnya. Hal ini tentunya membuat harga kopi luwak mahal dan langka. Walaupun mahal dan langka, tidak mengurangi jumlah peminat kopi luwak liar. Karena rasa kopi luwak liar memiliki cita rasa nikmat yang khas.
Kondisi seperti ini juga menjadi salah satu dorongan bagi para peneliti pangan untuk berinovasi. Terutama, mencari cara untuk menghasilkan kopi luwak tanpa proses pencernaan. Dimana, proses fermentasi kopi luwak dilakukan dengan bantuan teknologi.
Inovasi tersebut sudah mulai dilakukan. Dari proses penelitian yang panjang, akhirnya inovasi pembuatan kopi luwak tanpa proses pencernaan membuahkan hasil. Inovasi ini memberikan dampak produksi kopi luwak yang meningkat. Artinya, mengurangi kelangkaan dan harga kopi luwak yang mahal.
Seperti Apa Inovasi Kopi Luwak Tanpa Hewan Luwak?
Inovasi produk kopi luwak tanpa melalui proses pencernaan telah banyak yang mengembangkannya. Terhitung, ada beberapa peneliti yang sudah mengembangkan dengan temuannya masing-masing.
Dari hasil penemuan inovasi tersebut berhasil mempertahankan rasa kopi luwak seperti aslinya. Walaupun, menghilangkan aroma pandan yang merupakan ciri khas kopi luwak.
Inovasi kopi luwak diteliti oleh mahasiswa dan dosen dari beberapa kampus diantaranya Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Hasanuddin.
Penelitian yang dilakukan untuk menemukan inovasi ini berfokus pada enzim pencernaan hewan luwak. Dimana, para peneliti melakukan penelitian terhadap reaksi enzim yang sama dengan pencernaan luwak. Dari hasil penemuan inilah yang digunakan untuk membuat fermentasi kopi luwak tanpa melalui proses pencernaan.
Dampak Positif Inovasi Kopi Luwak Tanpa Hewan Luwak
Inovasi tentu selalu memiliki dampak positif sebagai solusi. Begitu juga dengan cara pembuatan kopi luwak yang baru tanpa proses pencernaan yang telah berhasil ditemukan. Dari pembaruan tersebut, ternyata dampak yang diberikan terhadap produksi kopi luwak sangatlah banyak.
Apa saja dampak positif dari inovasi tersebut? Berikut ini beberapa diantaranya:
1. Produksi Massal yang Bisa Dilakukan
Dengan adanya pembaruan tanpa melalui proses pencernaan, membuat kopi luwak bisa diproduksi secara massal. Hal ini tentunya memberikan solusi terhadap kelangkaan dan harga kopi luwak yang mahal. Karena ketersediaannya di pasaran bisa memenuhi kebutuhan permintaan.
Terlebih, dalam pengembangan inovasi ini melibatkan penggunaan teknologi. Jadi, bukan hal yang sulit dilakukan bila kopi luwak diproduksi dalam skala besar. Dikarenakan pembaruan pembuatan kopi luwak tanpa proses pencernaan sudah dilakukan penelitian hingga tahap produksi massal.
2. Harga Komoditas yang Lebih Terjangkau
Selain produksi massal, cara baru yang ditemukan juga dapat memberikan dampak positif terhadap harga kopi luwak. Karena biaya produksi kopi luwak jauh lebih ekonomis bila dibandingkan dengan kopi luwak liar.
Dengan biaya produksi yang ekonomis, tentu membuat harga komoditas kopi luwak di pasaran cenderung lebih terjangkau. Harga yang terjangkau juga memberikan dampak bagi para penikmat kopi. Karena tak perlu lagi mengeluarkan biaya yang tinggi untuk merasakan kenikmatan kopi luwak.
3. Kualitas Produk yang Lebih Terkontrol
Dampak positif lainnya dari inovasi ini adalah kualitas produk kopi luwak yang lebih terkontrol. Proses pembuatan kopi luwak yang terkontrol memberikan jaminan akan kualitasnya.
Apalagi, proses pembuatan kopi luwak yang telah dibantu dengan penggunaan teknologi canggih. Serta, tanpa proses fermentasi kopi melalui pencernaan luwak. Hal ini tentunya membuat kopi luwak lebih higienis dan terbebas dari bakteri kotoran.
4. Populasi Luwak yang Lebih Terjaga
Inovasi pembuatan kopi luwak tanpa melalui proses pencernaan juga memberikan dampak terhadap kelestarian luwak. Terutama, kelestarian hewan luwak di habitat aslinya. Hal ini tentunya membuat populasi luwak di alam semakin terjaga generasinya.
Dengan terjaganya kelestarian luwak, juga memberikan dampak terhadap keseimbangan ekosistem alam. Tidak hanya itu, kopi luwak liar yang menjadi kopi otentik dan khas dari Indonesia dapat terus ada.
Dari penjelasan di atas, tentu Anda semakin tahu akan manfaat dari penemuan cara pembuatan kopi luwak yang baru. Karena dampak yang diberikan tidak hanya meningkatkan produksi dan menurunkan harga kopi luwak. Akan tetapi, juga berdampak pada kelestarian hewan luwak di habitatnya.
Kopi Luwak Liar Natural Tetap Diminati
Inovasi yang ditemukan bukan berarti meniadakan kopi luwak liar. Akan tetapi, menjadi solusi untuk membantu dalam menjaga keseimbangan produksi dan kelestarian hewan luwak.
Memang, kopi luwak liar natural terkenal akan cita rasanya yang khas. Cita rasanya tersebut tidak bisa tergantikan dengan kopi luwak tanpa melalui proses fermentasi kopi alami.
Bila Anda penasaran dengan cita rasa kopi luwak liar, bisa mencoba kopi Gayo luwak dari Aman Kuba. Kopi ini diproduksi secara premium untuk mempertahankan cita rasa dan kualitasnya.Aman Kuba juga merupakan distributor kopi Gayo yang telah berdiri sejak tahun 1958. Jadi, tak perlu ragu akan kualitas produk kopi Gayo dari kami!