Rasa kopi Luwak memiliki karakter tersendiri. Cita rasa khas yang mampu membuatnya memikat hati para penikmat kopi. Namun saat minum jenis kopi ini, banyak pecinta kopi yang merasa kopi Luwak liar terasa lebih enak dari yang ditangkar. Apa Anda juga merasakan hal yang sama?
Adanya fenomena itu tentu dipengaruhi banyak faktor. Meski berasal dari jenis musang yang sama, seringkali menghasilkan biji kopi yang berbeda. Saat berada di alam bebas, banyak hal yang akan musang peroleh daripada dengan yang ditangkar.
Lantas apa yang melatarbelakangi perbedaan cita rasa dari kedua kopi luwak ini? Simak ulasan berikut dan dapatkan informasinya!
Musang Penghasil Kopi Luwak
Sensasi rasa kopi Luwak yang khas disebabkan proses produksinya dibantu oleh Musang. Dan berikut adalah beberapa jenis Musang penghasil kopi Luwak:
1. Musang Rase
Salah satu Musang yang sering dilibatkan dalam produksi kopi di Bali adalah Musang Rase. Jenis Musang ini tidak memiliki tubuh yang besar. Saat mencapai dewasa, bobot maksimalnya hanya di kisaran 3 kilogram.
Secara penampilan jenis Musang ini memiliki warna tubuh kombinasi antara abu kecoklatan atau coklat kekuningan. Kemudian di bagian punggung terdapat garis hitam memanjang. Dan biasanya hewan ini lebih aktif pada malam hari.
Persebaran Musang jenis ini tidak hanya di Pulau Bali. Musang Rase juga bisa ditemui di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Bahkan hingga ke negara lain seperti Laos dan Myanmar.
2. Musang Pandan
Rasa kopi Luwak asli memang harus didapatkan dengan melibatkan Musang dalam proses produksi. Dan salah satu Musang yang sering dilibatkan dalam proses itu adalah jenis Musang Pandan.
Jenis Musang ini memiliki ciri khas bau badan seperti aroma pandan. Namun aroma itu hanya ada di Musang dengan jenis kelamin jantan. Fungsinya adalah untuk menarik betina saat musim kawin. Dan ketika kopi dihasilkan dari jenis Musang ini, maka cita rasanya pun begitu khas.
Spesies Musang Pandan banyak dijumpai di daerah Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Namun persebaran ini juga mencakup berbagai daerah di Asia Tenggara.
3. Musang Bulan
Spesies Musang ini tergolong memiliki badan yang besar. Sebab ketika dewasa, berat Musang ini bisa mencapai lima kilogram. Dan untuk produksi kopi Luwak, jenis Musang ini cocok untuk meningkatkan produksi.
Musang Bulan juga dikenal dengan sebutan Musang bertopeng. Hal itu disebabkan wajah Musang ini seakan memiliki topeng. Selain itu, Musang ini juga tergolong memiliki kecerdasan tinggi jika dibanding dengan jenis Musang yang lain.
Hal ini menjadikan Musang Bulan paling mudah ditangkarkan. Sebab dengan manusia, seakan Musang ini bisa berteman baik. Dan jika dibandingkan, rasa kopi Luwak tangkar dari Musang ini cenderung lebih enak jika dibanding dari jenis Musang lain yang sama-sama ditangkar.
Nah itulah beberapa jenis Musang penghasil kopi Luwak. Saat ini jenis Musang di atas sudah semakin minim jumlahnya di alam. Dengan demikian untuk mendapat cita rasa kopi Luwak liar, saat ini semakin sulit. Dan yang mudah dijumpai di pasaran adalah kopi Luwak tangkar.
Mengapa Kopi Luwak Liar lebih Enak?
Dan ketika ditanya mengapa kopi Luwak yang dihasilkan dari Musang liar terasa lebih enak, berikut adalah beberapa jawabannya:
1. Dari Buah Kopi Matang
Tentu pertama yang menjadi alasan mendasar adalah kopi Luwak liar hanya berasal dari biji kopi berkualitas. Selain buah kopi benar-benar sudah matang, buah yang dipilih adalah yang terbaik yang dari tangkainya.
Hal itu dipengaruhi dengan insting alami Musang. Dengan instingnya, Musang bisa memilih mana biji kopi yang benar-benar matang dan terbaik. Berbeda ketika biji kopi di dapat dari manusia. Sebab manusia hanya bisa melihat biji kopi dari matang atau tidaknya.
Selain itu untuk Musang yang ditangkar, mau tidak mau akan memakan buah kopi yang dihidangkan. Saat mereka aktif pada malam hari, Musang akan memakan yang bisa didapatkannya. Bahkan jika masih lapar, terkadang Musang memakan apa yang ada di penangkarannya.
2. Bebas Stress
Untuk memperoleh kopi Luwak berkualitas, perlu dihasilkan dari Musang yang bebas stress. Dan hal ini tentunya akan didapatkan Musang yang berada di alam liar.
Musang yang berada di penangkaran rentan terhadap stress. Terlebih jika kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Ada banyak faktor kebutuhan Musang yang hanya bisa didapat di alam. Manusia selaku pengelola penangkaran Musang, tidak akan mampu menyediakan semua faktor tersebut.
3. Kebutuhan Makan Dasar
Secara alami, makanan dasar Musang bukanlah kopi. Kopi yang mereka makan seakan berperan sebagai pencuci mulut. Makanan dasar mereka biasanya seperti ayam maupun daging-dagingan.
Ketika di alam liar, mereka bisa makan apapun dalam hal pemenuhan daging. Dan yang mereka makan di alam, cenderung lebih sesuai dengan keperluan mereka. Selain itu daging yang didapatkan lebih bervariasi.
Hal ini tentu juga berpengaruh dalam pemrosesan biji kopi. Apa yang di dapat di alam cenderung lebih memberi cita rasa yang nikmat. Dimana rasa itu akan jauh berbeda dari kopi Luwak yang dihasilkan Musang tangkar.
Nah itulah beberapa faktor yang mempengaruhi kopi Luwak Liar menjadi lebih nikmat. Sebab untuk mendapat rasa kopi Luwak asli memang dibutuhkan proses yang alami. Yaitu proses yang terjadi di alam, bukan hasil rekayasa manusia.
Dan bagi para penikmat kopi, untuk mendapat kopi Luwak liar saat ini sudah semakin mudah. selain menyediakan kopi Gayo, distributor kopi Gayo juga memiliki produk kopi Luwak. Selain produk kopi Luwak dari hasil tangkar, disana juga tersedia kopi Luwak liar.
Minum kopi saat ini memang menjadi trend. Namun mendapat kopi dengan cita rasa juara tetap menjadi hal utama.