Indonesia menjadi negara pertama di kawasan Asia yang menggelar kompetisi kopi dengan tajuk “Cup of Excellence (COE)” pada tahun 2021 lalu. Ajang kompetisi bergengsi ini bertujuan untuk mencari kopi berkualitas dari seluruh dunia. Kompetisi internasional tersebut dimenangkan oleh kopi gayo asal Aceh.
Sebagai salah satu kopi unggulan nusantara, sejarah kopi gayo bermula pada masa pendudukan Belanda yang membuka puluhan hektar lahan kopi dan dikelola oleh penduduk di dataran tinggi Aceh. Kopi gayo banyak ditanam pada daerah Gayo Lues, Takengon, Bener Meriah, dan sekitarnya.
Seputar Kompetisi Kopi Cup of Excellence (COE)
Cup of Excellence atau COE merupakan salah satu ajang kompetisi untuk kopi speciality paling bergengsi di dunia. Kegiatan semacam ini umumnya diadakan di negara penghasil kopi dengan peserta dari berbagai wilayah negara tersebut. Cup of Excellence pertama kali diadakan pada tahun 1999 di Brazil.
Sedangkan pada tahun 2021 ajang Cup of Excellence (COE) diadakan di negara Indonesia. Menariknya COE tahun 2021 merupakan ajang yang pertama kali diadakan di kawasan Asia. Kompetisi ini dipersiapkan sejak triwulan I dan sudah memasuki penjurian akhir di tingkat internasional.
Ada banyak sekali petani kopi di seluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi Cup of Excellence tahun 2021. Mulai dari Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penyelenggaraan COE tahun 2021 di Indonesia sedikitnya menerima 158 sampel kopi. Namun ada 12 sampel kopi yang tidak bisa masuk ke tahap pra seleksi. Jadi setidaknya ada sekitar 79 sampel kopi yang berhak lolos ke tahap nasional. Sampel terbanyak berasal dari Jawa Barat kemudian diikuti oleh Sumatera Selatan, Aceh, dan berbagai provinsi lainnya.
Penilaian ajang Cup of Excellence (COE) 2021 dimenangkan oleh kopi gayo asal Aceh. Kopi gayo sendiri merupakan hasil tanam petani Aceh bernama Dilen Ali Goho yang mampu membuat kopi gayo menjadi salah satu kopi termahal di Indonesia.
Pada kompetisi kopi Cup of Excellence 2021 tersebut, kopi gayo di lelang internasional dengan harga Rp2,3 juta per kg. Kopi gayo dijual dalam bentuk green bean atau biji mentah. Kopi hasil tanam petani Aceh tersebut dibeli oleh perusahaan Jepang bernama Wataru.
Kompetisi Cup of Excellence (COE) memang mampu membuka mata dunia internasional akan kopi asal Indonesia. Melalui ajang bergengsi ini, pasar kopi Indonesia juga semakin terbuka. Bahkan ada beberapa perusahaan asing yang langsung menjalin kerja sama dengan petani Indonesia.
Mengenal Kopi Gayo, Kopi Termahal Asal Indonesia
Kopi gayo merupakan salah satu jenis kopi termahal dan berkualitas. Hal ini tidak terlepas dari keunikan dan cita rasa yang ditawarkan oleh kopi gayo asal Aceh. Kenikmatan kopi gayo berasal dari rasanya yang kuat dan berkarakter. Kopi gayo memiliki cita rasa pahit, sedikit keasaman, dan manis.
Jenis kopi ini juga seringkali dijadikan sebagai campuran house blend coffee. Menariknya perbedaan ketinggian juga mampu mempengaruhi cita rasa kopi gayo. Pada satu sisi, hal tersebut mampu membuat cita rasa kopi gayo menjadi tidak konsisten. Namun pada sisi lainnya, hal itu justru mampu menjadi keunikan tersendiri.
Untuk urusan rasa, kopi gayo mampu memberikan sentuhan nutty cenderung buttery dengan aroma rempah yang wangi. Kualitas kopi gayo juga sudah diakui dunia melalui sertifikat yang dikeluarkan pada tahun 2010 lalu. Bahkan, kopi gayo juga pernah menjadi pemenang pada kompetisi kopi bergengsi bermana Cup of Excellence (COE) tahun 2021.
Karakteristik Kopi Gayo Asal Aceh
Varietas kopi yang dimiliki oleh para petani kopi di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Setiap jenis kopi juga memiliki karakter yang berbeda-beda. Tidak terkecuali untuk jenis kopi gayo asal Aceh. Secara garis besar berikut beberapa karakteristik kopi gayo asal Aceh yang perlu diketahui.
1. Rasa yang Dihasilkan Tidak Konsisten
Menariknya, rasa yang dihasilkan biji kopi gayo tidak konsisten karena adanya perbedaan lokasi tanam, kesuburan, dan juga varietas tanaman. Agar mampu menghasilkan cita rasa khas, kopi gayo harus ditanam pada ketinggian 900 sampai 1.200 mdpl. Hal ini juga harus diimbangi dengan proses pengolahannya yang benar sehingga ciri khas rasanya tidak hilang.
2. Ciri Khas Rasa Gula Merah dari Varietas Unggulan
Ciri khas dari kopi gayo selanjutnya adalah rasa gula merah saat dinikmati. Cita rasa ini hanya bisa dinikmati jika kualitas varietas tanaman yang digunakan tetap terjaga dengan baik. Varietas yang digunakan umumnya berupa varietas borbor dan menjadi incaran banyak orang.
3. Rasa Pahit Tidak Terasa Ketika Dinikmati
Menariknya, Anda tidak akan merasakan pahit setelah minum satu teguk atau satu gelas kopi gayo tersebut. Oleh sebab itu, tidak heran jika banyak orang menyukai kopi gayo karena rasa yang ada di dalamnya cenderung rata dan lembut saat diminum. Selain itu, kopi gayo juga tidak memiliki rasa sepat ketika sudah dinikmati.
4. Kopi Gayo dengan Wine Proses Lebih Mudah Dicerna
Menariknya, kopi wine jauh lebih mudah dicerna. Proses fermentasi mampu membuat zat di dalam kopi yang tadinya sulit dicerna menjadi molekul lebih sederhana dan mudah dicerna oleh tubuh. Hal ini disebabkan karena wine process memiliki kandungan senyawa kimia khusus dengan tingkatan lebih rendah jika dibandingkan dengan kopi natural proses.
Itu dia penjelasan seputar kompetisi kopi Cup of Excellence (COE) yang mampu memenangkan jenis kopi gayo. Tertarik untuk mencoba kopi gayo asal Aceh ini? Dapatkan kopi gayo terbaik hanya di Aman Kuba Coffee. Aman Kuba Coffee menyediakan roasted bean, green bean, dan bubuk kopi gayo dengan kualitas terbaik.